Mari Bantu Nelayan Banten Agar Bisa Melaut Kembali
Warga Bojongsari Merindukan Air Bersih
Di salah satu wilayah di Sumatera Barat tepatnya di Desa Mandahiling Ludai Pagaruyung, terdapat potensi dan kebutuhan besar yang harus disiapkan untuk mencetak generasi para penghapal Al-Qur’an.
Bila musim kemarau tiba air menjadi barang yang sangat berharga, karena langka dan sulitnya mendapatkan air bersih tersebut. Hal ini menjadi kegelisahan tersendiri bagi Habib Muhammad dan pengurus pesantren At-Tholibiyah.
Guna mencukupi keperluan air bersih disamping menggunakan air dari gunung, pengasuh pesantren Attholibiyah Habib Muhammad pernah mencoba mengebor sumur hingga lima kali di kedalaman hingga 50 m, namun semuanya tidak mendapatkan hasil berupa air yang diinginkan.
Demi Air Bersih, Setiap Hari Warga Madawau Susuri Bukit dan Lembah
Setelah erupsi Merapi akhir tahun 2010 lalu, dusun Trono, desa Krinjing mengalami kesulitan air bersih. Mata air yang selama ini mengalirkan air ke desa tersebut, hilang tertutup material letusan gunung Merapi.
Project Water Action for People untuk masyarakat Kecamatan Ile ape Nusa Tenggara Timur.
Wakaf Kapal Dakwah Nelayan Nusa Tenggara Timur akan meningkatkan taraf kehidupan sosial dan ekonomi nelayan muslim di pesisir laut Flores, sekaligus untuk mendukung syiar Islam di sana.
Iring-iringan sepeda ontel (gayuh) dan motor dengan membawa jerigen mengangkut air di sepanjang jalan desa Kepohkidul menuju Kedungadem adalah pemendangan yang biasa kita setiap hari. Itulah kesibukan warga desa Kepoh Kidul setiap musim kemarau tiba, dan tahun ini sejak bulan Juni baru 2 kali turun hujan, sehingga kolam-kolam penampungan air wargapun kering.
Kemarau panjang yang terjadi tahun 2011 ini menyebabkan banyak daerah kekeringan. Salah satunya adalah di Dusun Sukamaju, Desa Cikampek Timur, Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang.
Sudah puluhan tahun masyarakat desa Giripurwo, Gunung Kidul kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Satu setengah tahun sudah, sejak bencana Merapi pada akhir tahun 2010, kehidupan desa-desa yang terkena erupsi Merapi memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Berbeda dengan suasana tahap tanggap darurat yang hiruk-pikuk dan banyaknya bantuan dari lembaga maupun individu, tahap rehabilitasi dan recovery ini sepi dari keramaian tersebut.
Terlebih di musim kemarau, perebutan air bersih antarwarga sampai mengakibatkan perusakan selang air atau melepas selang air milik warga lain. Perebutan air bersih seperti ini tentu saja menyebabkan konflik sosial.
Air adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, karena selain digunakan untuk minum dan mandi, juga untuk ibadah dan bekerja seperti wudu dan mengairi pertanian. Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2006, ternyata satu dari dua orang di Indonesia kesulitan mengakses air bersih. Di antaranya adalah saudara kita yang berada di dusun Pusung Duwur
Ampiri, salah satu Dusun terpencil dari Desa Bacu-Bacu ini terletak 160 Km dari kota Makassar, atau 60 km dari kabupatennya, Kota Barru, Sulawesi Selatan. Dusun ini harus melewati hari-hari hanya sampai sore, malam-malam ditemani jelaga dari sepercik pelita dan kesunyian sentiasa menyelimuti kehidupan mereka. Saat magrib tiba, tidak ada aktifitas di luar rumah.
Di Kecamatan Gucialit, sambutan warga lebih antusias lagi. Eko Setyawan, selaku penanggung jawab wilayah itu menuturkan, meski warga masih mayoritas beragama Hindu, anak-anak mereka dipersilahkan belajar Iqro di majelis yang ia adakan.
Prahara meletusnya Gunung Merapi pada 2010 lalu hampir menghancurkan seluruh infrastruktur desa. Termasuk beberapa mata air yang selama ini menjadi andalan warga telah hilang diterjang lahar dingin.
BWA-WAfP. Doro Oromboha adalah gunung yang terletak di kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Ada empat desa dan satu dusun di kaki Gunung Doro Oromboha (1605 m) yang membutuhkan air bersih, yaitu desa Bumi Pajo, desa Ndano Na'e, dusun Karaku, desa Rora Dan desa Madawau.
Setelah berhasil mengangkat dan mengalirkan air dari sungai bawah tanah di gua Pego dan juga setelah melihat potensi air yang berhasil diangkat dari dasar gua cukup besar, BWA akan mengembangkan project wakaf sarana air bersih ini agar bisa mengalirkan air ke dusun lainnya yakni Karangnongko dan Temon.
BWA-WK. Project Kapal Jelajah Pulau Terpencil Nusantara adalah project wakaf kaum Muslim untuk pengadaan kapal laut. Kapal wakaf ini akan digunakan untuk mendistribusikan Al Qur’an Wakaf, Pengembangan Ekonomi Masyarakat dengan Zakat peer to peer dan membantu pembangunan Sarana Air Bersih di pulau terpencil hingga pelosok Indonesia.